Kamis, 20 Maret 2014

Islam Pada Masa Klasik




SEJARAH ISLAM PADA MASA PRA ISLAM DAN MASA KLASIK
Mata kuliah: Sejarah Perkembangan Islam (SPI)
Dosen Pembimbing:
Agus salim M.A


Disusun Oleh:
Umam Khoiri
Sahuri
Aminullah
Suryadi
Andre


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
“AL-QOLAM” GONDANGLEGI MALANG
BAB I
PEMBAHASAN

A.   MASA PRA ISLAM
           Masa Jahilliyah adalah masa sebelum datangnya islam, tepatnya di daerah Jazirah Arab. Masa Jahilliyah juga dapat dikatakan masa sebelum Nabi Muhammad SAW lahir.Istilah itu digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan keadaan atau perilaku tertentu.
Istilah Jahilliyah diberikan kepada bangsa Arab yang pola kehidupannya bersifat primitif.Mereka pada umumnya hidup berkabilah-kabilah dan nomaden (berpindah-pindah).Bangsa jahiliyah tidak mengenal baca tulis atau bisa disebut ummi.Itulah yang menyebabkan mereka hidup dalam kebodohan dan kegelapan. Al-Qur’an menunjukkan zaman itu adalah sebagai berikut : zaman tidak mempunyai nabi dan kitab suci; tidak mempunyai peradaban; masyarkatnya tidak berakhlak, angkuh; masyarakatnya jahil dan tidak bisa baca tulis.[  Itu semua mengakibatkan mereka hidup dalam kesesatan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, menyembah berhala, membunuh anak dengan dalih kemuliaan dan kesucian, memusnahkan harta kekayaan dengan berjudi, dan membangkitkan peperangan diantara mereka dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Kondisi seperti itulah yang disebut dengan jahiliyah.
Dengan demikian, tidak berarti mereka tidak mempunyai potensi peradaban.Mereka sebenarnya berada dalam kondisi fitrah, dalam arti tidak terkontaminasi oleh kebudayaan dan peradaban yang memerosokkan kemanusiaan yang terjadi di Persia dan Romawi.Mereka tidak memiliki kemewahan peradaban Persia, yang memungkinkan mereka kreatif dan pandai menciptakan kemerosotan-kemerosotan.Mereka tidak memilki kekuatan militer Romawi yang mendorong mereka melakukan ekspansi ke negeri-negeri tetangga.Mereka tidak memiliki kemegahan filosofis Yunani, yang menjerat mereka menjadi bangsa mitos dan khurafat.Mereka terkenal dengan kedermawanan, suka menolong, rasa harga diri dan kesucian
Yang paling fenomenal dari bangsa Arab jahiliyah adalah tradisi kesusastraan yang begitu tinggi.Itu berupa syair, yang setiap tahun yang berpusat di Suq al-ukaz.Syair-syair terbaik diabadikan dengan dituliskan tinta emas yang digantung di dinding Ka’bah yang dinamakan almu’ allaqat.
Syair mempunyai peran yang sangat dominan dalam kehidupan bangsa Arab jahiliyah. Fungsi syair sama halnya dengan fungsi pers. Seseorang bisa jatuh dalam kehinaan karena sebait syair dan begitu juga sebaliknya.
 B.   Masa Klasik
Masa klasik dalam periodisasi islam yaitu masa dimana ketika nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul. Ada juga yang mengatakan bahwa masa klasik yaitu masa dimana hijrahnya Rasul Allah ke Madinah.
Nabi Muhammad diutus dengan al-Qur’an sebagai penyangga utamanya.Oleh karena masyarakat jahiliyah sangat menyukai dengan kesusastraan.Maka, al-Qur’an diturunkan dengan bahasa sastra yang lazim dipakai masyarakatnya. Itu semua didasarkan yaitu :
  1. untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakatnya (agar komunikatif)
  2. untuk menantang dan mengungguli syair-syair jahiliyah.
Dalam menyampaikan risalah Tuhan, nabi Muhammad SAW menemui gangguan dan rintangan yang keras.Rintangan itu dapat berupa ancaman pembunuhan dari masyarakat kafir Quraisy.Oleh karena beratnya penderitaan yang ditanggung kaum muslimin, Nabi Muhammad SAW memerintahkan sahabatnya mencari suaka ke Ethiopia. Pemimpin negeri Ethiopia Raja Negus menolak ekstradisi para imigran islam yang dituntut oleh kaum Quraisy.
 Demikian keadaan Nabi Muhammad SAW selama berdakwah di Mekkah, sampai kemudian ia melakukan perjanjian dengan beberapa orang utusan dari masyarkat kota Yastrib, yang tidak berapa lama kemudian mengantarkannya berhijrah ke Madinah. Di tempat baru ini, beliau membangun masyarakat dan meneruskan dakwahnya.Ia menyebut pernduduk asli dengan Anshor, sedangkan penduduk yang bermigrasi disebut Muhajirin.
Selama 10 tahun Rasul Allah SAW tinggal di Madinah hingga akhirnya ia dan kaum muslimin berhasil mendapatkan kesempatan menaklukan kota Mekkah dan membebaskan Ka’bah dari berbagai berhala.
Setelah wafatnya Rasul, kepemimpinan diambil alih oleh para khalifah.Mulai dari khalifah Abu Bakar hingga Ali, yang disebut sebagai masa al-Khualafa’ al-Rashidun. Berikut ini adalah urutan khalifah yang memimpin setelah Rasul wafat, yaitu :
a.    Abu Bakar al-Shidiq (w. 634M/11 H)
Kebijakan pertama yang ia lakukan adalah memerangi orang-orang yang murtad dan golongan orang yang menolak membayar zakat. Ia juga melanjutkan kebijakan Rasul SAW dengan mengirim pasukan pemimpin Usamah bin Zayd ke Syria, yang sebelumnya sampai tertunda karena sakit keras yang menderanya, menjelang kewafatannya. Ia juga berhasil mengumpulkan Al-Qur’an  dalam satu mushaf yang berserakan pada pelepah kurma, batu tipis, tulang dan lembaran kain  atau kulit binatang.
 b.    Umar bin Khattab (w. 644 M/23 H)
Pada masa pemerintahannya ia melakukan ekspansi ke negeri Persia, Iraq, Palestina, Syria hingga Mesir. Hal ini ia lakukan demi membebaskan wilayah jajahan-jajahan tersebut dari jajahan Romawi. Ia meninggal di usia 63 tahun akibat dibunuh oleh Abu Lu’luah al-Majusi yang berasal dari Persia.
c.     Usman bin Affan (w. 656 M/35 H)
Pada masa pemerintahannya ia berhasil menyusun al-Quran dalam satu bentuk bacaan yang sebelumnya memilki banyak versi. Ia juga berhasil memperluas wilayah islam ke Turki, Siprus, Afrika Utara, Asia Tengah, Khurasan dan Balkh di Afganistan. Pasukan tangguh dan kuat pertahanannya. Usman meninggal dunia dalam usia 82 tahun ketika membaca al-Qur’an, akibat ketidakpuasan rakyatnya atas kebijakan politiknya yang cenderung nepotisme.

d.    Ali bin Abi Thalib (w. 661 M/40 H)
Pada waktu pemerintahan Ali bin Abi Thalib, terjadi berbagai kerusuhan dan kekacauan setelah terbunuhnya Usman. Rakyat menuntutnya untuk segera menghukum pembunuh Usman. Itu sulit diwujudkan,karena kondisi negara yang tidak stabil. Ia hanya menetapkan yaitu memerangi kelompok pembangkang tersebut yang berujung pada terjadinya perang Jamal pimpinan Aisyah yang didukung Zubair dan Talhah dan perang Siffin pimpinan Mu’awiyah. Dalam perang Siffin, Ali menerima arbitrasi yang menyebabkan pasukannya terbelah menkadi dua. Satu menolak, sedang yang lain menerimanya. Kelompok yang menolak inilah disebut Khawarij yang bertanggung jawab atas terbunuhnya sang Khalifah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar